Angin puting beliung kembali melanda kota Yogyakarta. Kejadian ini terjadi pada hari Sabtu, tanggal 25 September 2010, sekitar pukul 14.00 Wib. Menurut Bali post kejadian ini mengakibatkan satu orang meninggal dunia, yaitu seorang pengendara motor bernama Dede Ariyanto (25) akibat tertimpa pohon yang tumbang.
Tempo Interaktif juga menyebutkan satu orang yang meninggal adalah akibat tertimpa pohon saat melintasi jalan di Kronggahan, yaitu di kecamatan Mlati, kabupaten Sleman. Puluhan baliho, spanduk dan pohon tumbang. Kaca toko yang bertingkat dua pecah akibat terjangan angin kenang itu.
Seorang saksi mata menyebutkan paling tidak sebuah teras rumah di Wukirsari, Imogiri, Bantul, mengalami kerusakan akibat angin ini.
Menurut siaran RRI pro 2 jogia, akibat angin puting beliung juga mengakibatkan listrik padam di 10 titik, diantaranya satu tiang listrik mengalami patah akibat tertimpa pohon yang tumbang. Ini terjadi di Giwangan, sebuah kawasan di yogyakarta bagian selatan. Masih menurut RRI Pro 2 Jogja pada siarannya menyebutkan pada pukul 20.00 wib PLN terus melakukan upaya perbaikan dan ditargetkan pada pukul 22.00 waktu setempat seluruh kawasan pada 10 titik tersebut sudah dapat menyala kembali.
Di daerah Jogjakarta selatan tepatnya di pusat kota kecamatan Imogiri Listrik memang sudah menyala kembali. Diharapkan hal ini juga dialami pada daerah yang lain.
Media Indonesia COM menyebutkan akibat angin ini tiga warga di Dusun Badekan, kecamatan Bantul, di Bantul, mengalami luka-luka karena rumahnya tertimpa pohon tumbang "Tiga warga itu adalah Iin berumur 20 tahun, Kahfi, 2 tahun, dan Ida, 20 tahun," kata Kepala Seksi Penangulangan Bencana Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Bantul, Agus Joko Sunaryo di Bantul, .
Menurut Indah Retno Wullan, staf Data dan Informasi dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, angin yang menyapu wilayah Yogyakarta tersebut berkekuatan 36 kilometer per jam.
"Itu bukan puting beliung tapi angin kencang, angin ini gerakannya tak beraturan dan merupakan angin pergantian dari musim kemarau ke musim hujan," kata dia. Ia menambahkan, angin kencang yang menyapu Yogya itu merata dari Sleman hingga sebagian wilayah Bantul.
Angin dari Australia dan Islandia bertemu angin di Jawa dan Sumatera. sehingga menimbulkan tekanan awan rendah. Yogyakarta merupakan titik temu angin tersebut. Jika pada siang hari sangat panas dan sore hari mendung maka kemungkinan akan muncul angin kencang.
"Masyarakat harus hati-hati, pohon yang terlalu tinggi supaya dipotong," kata Retno Wulan dari BMKG Yogyakarta.
Tempo Interaktif juga menyebutkan satu orang yang meninggal adalah akibat tertimpa pohon saat melintasi jalan di Kronggahan, yaitu di kecamatan Mlati, kabupaten Sleman. Puluhan baliho, spanduk dan pohon tumbang. Kaca toko yang bertingkat dua pecah akibat terjangan angin kenang itu.
Seorang saksi mata menyebutkan paling tidak sebuah teras rumah di Wukirsari, Imogiri, Bantul, mengalami kerusakan akibat angin ini.
Menurut siaran RRI pro 2 jogia, akibat angin puting beliung juga mengakibatkan listrik padam di 10 titik, diantaranya satu tiang listrik mengalami patah akibat tertimpa pohon yang tumbang. Ini terjadi di Giwangan, sebuah kawasan di yogyakarta bagian selatan. Masih menurut RRI Pro 2 Jogja pada siarannya menyebutkan pada pukul 20.00 wib PLN terus melakukan upaya perbaikan dan ditargetkan pada pukul 22.00 waktu setempat seluruh kawasan pada 10 titik tersebut sudah dapat menyala kembali.
Di daerah Jogjakarta selatan tepatnya di pusat kota kecamatan Imogiri Listrik memang sudah menyala kembali. Diharapkan hal ini juga dialami pada daerah yang lain.
Media Indonesia COM menyebutkan akibat angin ini tiga warga di Dusun Badekan, kecamatan Bantul, di Bantul, mengalami luka-luka karena rumahnya tertimpa pohon tumbang "Tiga warga itu adalah Iin berumur 20 tahun, Kahfi, 2 tahun, dan Ida, 20 tahun," kata Kepala Seksi Penangulangan Bencana Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Bantul, Agus Joko Sunaryo di Bantul, .
Menurut Indah Retno Wullan, staf Data dan Informasi dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, angin yang menyapu wilayah Yogyakarta tersebut berkekuatan 36 kilometer per jam.
"Itu bukan puting beliung tapi angin kencang, angin ini gerakannya tak beraturan dan merupakan angin pergantian dari musim kemarau ke musim hujan," kata dia. Ia menambahkan, angin kencang yang menyapu Yogya itu merata dari Sleman hingga sebagian wilayah Bantul.
Angin dari Australia dan Islandia bertemu angin di Jawa dan Sumatera. sehingga menimbulkan tekanan awan rendah. Yogyakarta merupakan titik temu angin tersebut. Jika pada siang hari sangat panas dan sore hari mendung maka kemungkinan akan muncul angin kencang.
"Masyarakat harus hati-hati, pohon yang terlalu tinggi supaya dipotong," kata Retno Wulan dari BMKG Yogyakarta.